bukan lagi impian impian lengkara yang dulu acap kali ia tuturkan "besok kalau sudah besar aku mau jadi spider man!" ucap anak laki laki manis yang setiap sehabis mandi rambutnya disisir rapih oleh sang bunda, klimis. wajahnya yang selembut kue mochi diberi bedak bayi, semburat merah muda di pipinya memancar. ditangkupnya wajah sang anak, sembari berucap "anak bunda paling ganteng" "anak bunda paling manis" kata kata yang senantiasa dirapalkan sang bunda terhadapnya.
nataya pangestu, anak lelaki yang kerap kali disapa dengan julukan beras karena tinggi badannya yang lebih kecil dibandingkan teman teman seumurannya, lelaki kecil dengan mimpi besar, kalau kata sang bunda. setiap kali ia mengeluh sakit pundak, konon katanya karena membawa beban impian yang sebegitu besarnya.
sekarang ia menginjak angka delapan belas, anak SMA yang dari hari ke hari perlahan merangkak keluar dari antah berantah mimpi bukan-bukan. anak yang masih takut akan banyak hal di dunia, yang masih diam diam menangis di pelukan sang bunda dan saat mengadu kepada Tuhannya.
nataya, lelaki kecil yang punya cita cita mulia, melipur seonggok manusia lewat kidung yang ia senandungkan. dipertemukan dengan seseorang yang ia juluki sebagai mintuna, di dalam mintuna ia menemukan sosok secemerlang rasi bintang, yang eksistensinya selalu menjadi primadona.
mintuna, celotehnya menghibur lara. dimana nataya harus melewati hari mendung yang membuat bintang dalam dirinya redup, mintuna seolah olah melabuhkan binarnya pada nataya, dan dimana nataya melalui hari secerah sang baskara, mintuna pula yang pertama kali mendekap dirinya.
dalam rengkuhan rasi bintang, ia aman.